[lihat.co.id] - Pesawat Near miss atau nyaris bersenggolan karena kedua pesawat berjarak kurang dari ketentuan jarak aman.
Di luar negeri, insiden ini diinvestigasi serius.
5 Kasus Pesawat yang Hampir Bersenggolan di Udara
Near miss bisa terjadi saat 2 pesawat di udara, atau yang satu akan mengudara dan lainnya akan mendarat di landas pacu yang sama.
Berikut: 5 Kasus Pesawat yang Hampir Bersenggolan di Udara
1. 3 Pesawat US Airways di Bandara Ronald Reagan, Washington DC
[lihat.co.id] - Kasus ini diungkap Washington Post, terjadi pada awal Agustus lalu.
Ketiga pesawat yang hampir bersenggolan ini semuanya milik US Airways.
Hal itu karena petugas menara kontrol (Air Traffic Controller/ATC) bingung karena mengizinkan 2 pesawat untuk lepas landas, di saat yang bersamaan 1 pesawat hendak mendarat di landas pacu yang sama. Demikian dikatakan sumber di Federal Aviation Administration (FAA) yang mengetahui insiden itu, seperti ditulis Washington Post, 2 Agustus 2012 lalu. Bahkan, keduanya hanya berjarak 12 detik sebelum petugas ATC sadar akan kekeliruannya, seperti ditulis Daily Mail, 4 Agustus 2012 lalu.
Washington Post bahkan mendapatkan rekaman percakapan ATC-Pilot untuk laporan itu, yang menunjukkan petugas ATC bingung mengizinkan pesawat yang akan mendarat. Beberapa saat setelah Washington Post menuliskan laporannya, FAA menyatakan akan menginvestigasi insiden itu.
FAA mengatakan, cuaca buruk dan pertukaran arah landas pacu menyebabkan miskomunikasi antara ATC-pilot. Laporan pendahuluan FAA, menunjukkan, pesawat yang akan mendarat berada pada jarak vertikal 500 kaki (150 meter) vertikal dan 1,7 mile (2.700 meter) horisontal dari pesawat pertama yang akan lepas landas, serta 600 kaki (182,9 meter) vertikal dan 2,8 mile (4.506 meter) horisontal dari pesawat kedua yang lepas landas.
Standar FAA, harusnya masing-masing pesawat berjarak vertikal 1.000 kaki (304,8 meter) vertikal, dan 3,5 mile (5.633 meter) horisontal.
2. Air Arabia & Flydubai Nyaris Senggolan di Lepas Pantai Dubai, Uni Emirat Arab
[lihat.co.id] - 2 Pesawat bertiket murah Air Arabia dan flydubai nyaris senggolan di udara di lepas pantai Dubai, 22 April 2012 lalu. Alarm nyaris senggolan masing-masing pesawat ini berbunyi dan kedua pilot ini bisa mengatasinya sehingga dapat melanjutkan perjalanan dengan aman.
Namun tak urung, insiden ini diinvestigasi Otoritas Penerbangan Sipil UEA.
"Saat penerbangan, situasi berkembang di mana jarak antara kedua pesawat dan posisi serta kecepatan bisa dikendalikan dalam standar keselamatan yang bisa dikompromikan," kata Otoritas Penerbangan Sipil UEA, seperti ditulis, arabianbusiness.com, 16 Juli 2012 lalu.
Baik Air Arabia dan flydubai mengkonfirmasi insiden nyaris senggolan itu kendati enggan berkomentar lebih lanjut.
3. Qantas & Air China Nyaris Senggolan di Utara Australia
[lihat.co.id] - Pesawat Qantas jenis Boeing 737 dan pesawat Air China Airbus 330 nyaris bersenggolan di wilayah udara Australia pada 6 April 2012 lalu. Saat itu mereka terbang di jalur dan ketinggian yang sama. Hanya jarak standar minimal 5 nautical mile (9 km) yang memisahkan mereka.
Qantas saat itu terbang dari Sydney ke Darwin, sementara Air China dari Shanghai menuju Melbourne. Keduanya terbang dengan ketinggian 36 ribu kaki. Hanya 2 menit sebelum senggolan diperkirakan akan terjadi, kedua pesawat mendapat peringatan bahwa jarak mereka hanya 5 nm, dengan ketinggian sama dan semakin mendekat.
Dan menyadari hal ini, petugas ATC segera menginstruksikan pilot Qantas naik 1.000 kaki dan pilot Air China turun 1.000 kaki. Saat hanya berjarak vertikal standar minimal 1.000 kaki (304,8 meter), sesungguhnya jarak horisontal mereka malah semakin dekat dari 5 nm menjadi 3,5 nm (6,5 km). Dan mereka hanya memiliki waktu semenit untuk saling menjauh.
Demikian laporan Biro Keselamatan Transportasi Australia seperti ditulis The Sydney Morning Herald pada 3 Agustus 2012 lalu. Kinerja ATC Australia pun mendapatkan kritikan.
4. Air India & Jet Airways Nyaris Tabrakan di Bandara Mumbai-India
[lihat.co.id] - Pesawat Air India dan Jet Airways nyaris bertabrakan di Bandara Mumbai, India, pada 23 Agustus 2012 lalu, seperti dilansir Mumbai Mirror, 24 Agustus 2012 lalu.
Jadi saat itu, Jet Airways hendak lepas landas di runway, sementara Air India hendak mendarat di landas pacu yang sama. Karena melihat masih ada pesawat Jet Airways, maka Air India melakukan go around, demikian kata sumber dari kalangan bandara kepada Mumbai Mirror.
Jet Airways yang membawa 142 orang sedang melakukan take off roll, di mana pesawat sedang memacu kecepatan maksimal untuk lepas landas.
Saat-saat seperti itu, petugas ATC menyuruh pilot Jet Airways untuk membatalkan take off karena ada pesawat hendak mendarat, namun karena sudah mencapai kecepatan maksimal, pilot tidak bisa membatalkan take off.
Sedangkan pilot Air India yang datang dari Riyadh, Arab Saudi melihat pesawat Jet Airways yang take off, memberi tahu ATC akan melakukan go-around, istilah penerbangan untuk membatalkan pendaratan saat sudah ada di ujung landas pacu dan terbang kembali.
Drama menegangkan itu berlangsung selama 13 menit.
Baik Air India dan Jet Airways mengatakan tak ada ancaman bagi pesawat mereka.
"Prosedur yang dilakukan Otoritas Bandara untuk pesawat go-around pada pesawat yang akan lepas landas membuat jarak antara kedua pesawat tak berada dalam ancaman keselamatan," kata dia.
5. 2 Pesawat Lion Air di Udara Jakarta
[lihat.co.id] - 2 Pesawat Lion Air hampir bersenggolan di udara Jakarta saat radar di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng mati.
Hal ini diungkapkan Menko Perekonomian Hatta Rajasa.
Hampir terjadi near miss antara dua pesawat, Lion dan Lion.
Yang Lion return to base (RTB), RTB ke masing-masing tempat dan dua pesawat divert ke Semarang," ujar Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa di Istana Negara, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Senin (17/12/2012).
Hatta menegaskan, akibat matinya radar di Bandara Soekarno-Hatta, pesawat kehilangan panduan selama 15 menit. "15 menit itu blackout, panjang waktunya di udara," kata Hatta.
Saat mendengar kerusakan itu, pihaknya langsung menghubungi Dirjen Perhubungan Udara dan meminta kronologi kejadiannya.
Dari penjelasan yang didapatkannya, Hatta menyebut ada kerusakan pada Uninterruptible Power Supply (UPS).
Dari sisi kerugian materi, mantan Menteri Perhubungan ini menyebut tidak telalu besar.
Namun dalam dunia penerbangan, matinya radar adalah hal yang sangat mengerikan.
Dan tidak boleh terjadi," ucapnya.