[lihat.co.id] - Partai Demokrat akan menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) untuk memilih ketua umum yang baru pada 30-31 Maret mendatang di Bali. Sejumlah nama digadang-gadang menjadi calon kuat untuk menggantikan Anas, seperti Marzuki Alie, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), hingga Ani Yudhoyono.
Tak mau ketinggalan, sejumlah loyalis Anas pun berniat mencalonkan diri menjadi pemimpin partai besutan SBY itu. Mereka bahkan mengklaim mengantongi dukungan dari DPD dan DPC Demokrat.
Meski sinyal ketua umum akan dipilih secara aklamasi semakin menguat, para panglima Anas itu tak terpengaruh. Mereka tetap kukuh untuk mencalonkan diri.
Sejumlah manuver dilakukan mereka jelang pelaksanaan KLB. Berikut lima manuver panglima Anas jelang pelaksanaan KLB.
1. Tri Dianto deklarasi di Cikeas
[lihat.co.id] - Mantan Ketua DPC Partai Demokrat Cilacap, Tri Dianto mendeklarasikan diri sebagai calon ketua umum yang akan bertarung di Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat akhir Maret mendatang. Loyalis Anas itu mendeklarasikan diri di rumah makan Bakso Sukowati yang konon katanya menjadi tempat makan favorit Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Warung baso itu berada dekat dengan kediaman SBY di Cikeas Bogor. Tri beralasan, deklarasi dilakukan di dekat kediaman SBY agar membawa berkah. Karena menurutnya, antara Cikeas dan Demokrat tidak dapat dipisahkan.
"Ya, Demokrat dan cikeas itu tidak dapat dipisahkan jadi mudah-mudahan berkah dan mendapat dukungan dari yang punya Demokrat," kata Tri kepada merdeka.com, Senin (18/3).
Meski hingga saat ini belum mendapat restu dari SBY untuk mencalonkan diri menjadi ketua umum, Tri mengaku sudah mendapatkan dukungan 135 DPC di seluruh Indonesia.
"Sampai jam sekarang, 135 DPC sudah menyatakan akan mendukung saya," kata Tri.
2. Saan Mustopa 'gerilya' cari dukungan
[lihat.co.id] - Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat, Saan Mustopa siap mencalonkan diri menjadi ketua umum Partai Demokrat. Salah satu manuver yang dilakukan loyalis Anas itu adalah mengumpulkan DPD-DPC Demokrat pada Kamis (14/3) lalu.
"Ya teman-teman saya lah, internal Demokrat dong. Masa kita diskusikan dengan orang-orang di luar Demokrat. Tentu internal," kata Saan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.
Meski mengaku telah mendapat dukungan, Saan menyatakan akan terus mencari dukungan dari internal Demokrat. "Saya tidak mau mengklaim. Jadi dukungan itu tidak berdasarkan klaim tapi berdasarkan kenyataan, dan sampai hari ini saya tidak kalkulasi berapa yang sudah berikan dukungan, tapi proses mencari dukungan tetap saya jalani," kata Saan yang juga anggota Komisi III DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (18/3).
Saan mengaku telah mempertimbangkan segala kemungkinan yang terjadi sejak dia memutuskan maju menjadi calon ketua umum Demokrat. Menurutnya, banyaknya dukungan dari daerah, menjadi faktor utamanya.
"Kalau saya secara pribadi berproses saja, menjalankan proses politik melakukan komunikasi dengan teman-teman di daerah terus kita lakukan," terangnya.
3. Gede Pasek dukung SBY jadi Ketum
[lihat.co.id] - Jelang pelaksanaan Kongres Luar Biasa (KLB), Ketua DPP Gede Pasek Suardika justru melemparkan isu mendukung Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi ketua umum berlambang Mercy itu.
"Ketum itu langsung Pak SBY. Kalau di luar itu yang mengambil, pasti faksionalisasi akan terjadi. Siapa pun dia, itu yang ditawarkan. Hanya Pak SBY sebagai faktor perekat sementara 2015. Langsung saja dihandel oleh Pak SBY sebagai Ketum," kata loyalis Anas itu di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (18/3).
Menurutnya, hanya SBY yang mampu mengembalikan kejayaan Demokrat. Selain itu, dia menilai hanya SBY yang mampu menghentikan konflik di internal Demokrat.
"Saya yakin nanti suara di DPD menginginkan itu (SBY jadi Ketum). Karena di bawah itu sudah capek dengan konflik yang ada di elite. Tidak pernah memperhatikan di bawah," kata Pasek.
4. Tri Dianto serang Ruhut Sitompul
[lihat.co.id] - Ruhut Sitompul dikenal sebagai kader Partai Demokrat yang selalu berlindung di balik nama SBY. Dalam tiap pernyataannya, Ruhut selalu memuji dan menyanjung SBY.
Ruhut juga kerap melemparkan pernyataan pedas terhadap Anas dan loyalisnya. Salah satu contohnya, Ruhut menertawakan rencana mantan Ketua DPC Partai Demokrat Cilacap, Tri Dianto untuk mencalonkan diri menjadi ketua umum Demokrat.
Namun, pernyataan Ruhut tak membuat loyalis Anas itu gentar. Tri Dianto justru menyerang balik Ruhut sebagai orang yang dilahirkan menjadi penjilat demi mendapatkan jabatan tertentu.
"Mereka dilahirkan sebagai penjilat, makanya saya maju terus pantang mundur," kata Tri saat mendeklarasikan diri maju sebagai calon ketua umum Partai Demokrat di Cikeas, Bogor, Senin (18/3).
Tri yang dikenal sebagai salah seorang panglima perang Anas di daerah mengaku dilahirkan untuk menjadi seorang petarung, bukan pengecut.
"Mau ngakak mau nangis enggak masalah, yang penting saya diciptakan oleh Tuhan dan dilahirkan oleh ibu untuk bertarung," kata Tri.