Aku bukanlah tokoh nasional yang mempunyai keahlian lebih pada didiplin ilmu tertentu. Aku juga bukanlah paranormal yang pintar meramal masa depan orang atau bangsa. Aku hanyalah sekedar 'cah ndeso klutuk yang bahkan kejar paket-A saja nggak lulus. Sedihnya..., sekalipun aku nggak bau universitas, nggak bisa ngomong inggris, nggak ngerti tentang cara korupsi dan suap-menyuap (tentu saja klo cuma nyuapin bayi pakai nasi jagung aku bisa!) , saat sekarang aku jadi turut bingung. Bagaimanapun keadaan ku, aku tetaplah seorang anak bangsa dari sebuah bangsa bingung (BB). Kalau sekarang orang-orang lagi pada ribut tentang omongan "sang bapak presiden yang lagi bingung", ketika team delapan yang dibikinnya menghasilkan produk yang bikin bingung, justru aku saat ini sedang bingung sendiri memikirkan cara seperti apa yang mampu membuat bangsa ini cepat lepas dari penyakit bingung. Penyakit bingung ini rupanya tumbuh karena salah didik yang dilakukan mereka yang mengaku sebagai tokoh besar bangsa yang selama ini menjadi orang tua tiri bangsa. Mereka sibuk memperkaya diri dengan korupsi dan membikin kroni untuk melanggengkan jabatannya sebagai orang tua tiri dengan mengabaikan kelangsungan hidup anak dan cucunya. Baik masa depan kehidupan mental , spiritual ataupun kehidupan ekonominya.
Aku sungguh-sungguh tidak heran kenapa bangsa ini tidak pernah lepas dari keterpurukan, perpecahan, curiga-mencurigai dan "amuk-amukan". Orang sedari masih diperut kita sudah tercipta sebagai manusia miskin yang hutangnya sekarung. Orang begitu masuk bangku sekolah kita sudah dididik jadi pemalas yang suka bo'ong demi prestise sekolah. Orang begitu bisa naik motor kita sudah dididik jadi tukang suap. Begitu juga ketika ngelamar jadi PNS, kita sudah mulai jadi tukang suap kelas menengah yang pintar menghitung untung rugi. Ya... semua memang sudah terlanjur terdidik jadi anak bangsa dengan "mental bodhol" (bahasa Indonesia; mental rusak). Yang tahunya hidup enak tanpa pretensi apapun. Rasanya sulit bagi bangsa tercinta ini untuk hidup sebagaimana layaknya manusia hidup. Mengenal Tuhannya dengan sungguh-sungguh! Melaksanakan perintah Tuhannya dengan penuh keikhlasan! Pengalaman membuktikan, idealisme hanyalah "tahi kuda" yang hanya hangat ketika tercecer di jalan raya dan terpanggang teriknya hidup. Tahi kuda menjadi tak hangat lagi ketika sudah terwadahi di kandang kekuasaan yang meninabobokkan. Lihat saja sudah berapa tokoh nasional dengan "cap tokoh idealis" tahinya tidak lagi hangat setelah ikut "kenduri kekuasaan".
Ada beberapa cara yang mampu membuat bangsa ini lepas dari segala kebusukan dan keterpurukan serta ketidakadilan:
- Lakukan revolusi mental dengan cuci otak.
- Cari pemimpin yang sakti mandraguna kebal peluru, tahan bacok yang berhati bersih dan berani menenung pejabat yang suka menyalahgunakan wewenang dan kekuasaan.
- Buat hukum adat yang memberi peluang rakyat untuk langsung membunuh pejabat atau pengusaha yang suka korupsi dan tukang suap.
- Dirikan kepolisian dan pengadilan baru dengan personil robot yang anti korupsi tapi suka membunuh.
- Minta tolong pada tukang hipnotis untuk menghanguskan memory otak yang menciptakan pikiran jahat, dan yang terakhir.
- Musnahkan sekalian bangsa ini biar dihuni manusia-manusia baru yang mengenal peradaban.
Solusi tentang pemecahan problem besar bangsa ini tumbuh karena ketololan anak tiri bangsa yang sudah putus asa melihat setiap elemen bangsa sebenarnya sudah dibekali mental bodhol semenjak masih dalam kandungan!
Silahkan juga buka Tutorial lain yang sangat menarik dan patut di ikuti sampeyan semua. Akses melalui link di bawah ini :
Update » Senin PAHING, January, 30, 2012� Happy Blogging - gubhugreyot �